SMS LUCU
Jangan Seperti Pepsodent
Jadi Sahabat jangan seperti...PEPSODENT yg setia hanya 12 JAM
Juga jangan seperti BAYGON yang setia hanya 24 JAM
Dan jangan seperti HIT yang setia hanya 48 JAM
Jadilah sahabat seperti REXONA yang SETIA STIAP SAAT....
Sebarkan SMS nih ke 5 sahabat sejati km..!!
PEMIMPIN DAN ISLAM
Ada dua keyword yg penting di sini yaitu "pemimpin" dan "islam"
Pertama, mengenai pemimpin. Seorang pemimpin didalam islam, dia dilantik oleh Tuhan. Ketika di zaman ada nabi dan rasul., merekalah pemimpin tersebut. Tuhan menunjuk mereka melalui wahyu yg diturunkan kpd mereka dan mereka menyampaikan pada ummatnya bahwa mereka adalah utusan Tuhan, dan perjuangan pun dimulai utk menegakkan sistem Tuhan utk masa itu.
Nabi berbeda dengan Rasul. Rasul wajib menyampaikan risalahnya kpd kaumnya. Nabi tidak demikian, tetapi sekiranya ada yang mau ikut mrk, nabi itu pun menerima pengikut tsb dan mendidiknya. Jumlah Rasul lebih sedikit dari pada jumlah Nabi. Rasul jumlahnya menurut bbrp kitab 313 orang , sedangkan nabi 124.000 banyaknya.
Di zaman ketika Nabi Muhammad Sudah Wafat, Pemimpin tersebut bukan lagi nabi atau rasul. Tetapi watak perjuangannya terbagi menjadi dua, ada yg mirip watak nabi, ada yang mirip watak rasul. Mereka inilah yang disebut "Ulama Pewaris Nabi".
Ketika zamannya adalah zaman berjuang (menurut hadist, di awal kurun hijriah , sekitar 30-40 th pertama dari 100 tahun tiap kurun hijriah), Muncul Pemimpin yang di sebut Mujaddid.
Ketika di tengah atau di akhir kurun hijriah, muncullah pemimpin yg di sebut wali kutub atau ghauts.
Pemimpin2 yang tergolong mujaddid adalah : Sayidina Umar Bin Abdul Aziz, Imam Abu Hasan Ashaari, Imam Sayuti, Imam Ghazali, imam sayuti dll. Mereka berjuang memperbaiki kerusakan agama di zamannya.
Ketika di zaman Umar bin abdul aziz, sisi islam yang rusak adalah sisi pemerintahan islam, maka beliau berjuang memperbaiki segi pemerintahan islam sehingga jadilah kekhalifahan beliau kekhalifahan yg sangat dikagumi sampai hari ini.
ketika zaman imam abu hasan ashaari, segi aqidah islam di serang oleh paham muktazilah, beliau berjuang mempertahankan aqidah ahlussunnah wal jamaah dengan mengeluarkan kaidah sifat 20 dan membersihkan pahammuktazilah dari ummat islam.
ketika zaman imam syafii, terjadi permasalahan dalam menentukan hukum2 islam, terjadi perbedaan diantara mahzab imam malik yang semata2 menggunakan hadist , dgn imam hanafi yang kuat menggunakan logika. imam syafii mengeluarkan kaedah yang sampai sekarang masih digunakan, yaitu usul fiqh.
begitulah seterusnya permasalahan atau segi2 kerusakan dalam pengamalan ajaran islam setiap waktu diperbaiki oleh Tuhan dengan mengirimkan mujaddid tiap seratus tahun sekali. Dan di akhir zaman ketika pengamalan islam di semua segi kehidupan sudah rusak, maka mujaddid sekaligus khalifah terakhir yang akan dikeluarkan oleh Tuhan untuk membenahi semua kerusakan adalah Imam Mahdi.
Itulah peran mujaddid, Ulama berwatak rasul. Sedangkan Gauts, atau Kutub, adalah Ulama berwatak nabi yang turun di tengah atau di akhir kurun hijriah, biasanya beliau2 ini mengajak ummat untuk ber uzlah dan ber ibadah saja. Sebab zamannya bukan zaman berjuang. Tuhan sudah tentukan demikian, mrk pun Taat. mrk mengajak pengikutnya hanya untuk mengasingkan diri (ber uzlah) dan memperbaiki ibadah2 saja. Mereka ini misalnya, Syeikh abdul qadir jailani , syeikh abu hasan syazili, syeikh ahmad rifai dll syeikh tarikat pada umumnya
Itu dari segi peranannya. Sedangnya dari segi cara Tuhan menunjuk mereka, caranya sama. Rasulullah akan datang kepada mereka, baik dengan jalan mimpi, maupun secara yakazah (berjumpa dalam keadaan sadar dengan ruh rasulullah), kemudian rasulullah menyatakan dan melantik beliau sebagai pemimpin.
Sebagai kaedah verifikasinya, Ruh Rasulullah Tidak hanya datang ke orang ini. Ruh Rasulullah akan menemui wali wali lain untuk memberikan kabar yang sama, sehingga masyarakat bisa melihat , dari berbagai belahan bumi, orang2 yang sebelumnya tidak pernah dijumpai dan dikenali oleh yang dilantik tersebut, datang membawa berita bahwa"Saya berjumpa rasullah pada tanggal sekian2 dan rasulullah menyebut bahwa engkau adalah mujaddid, dan saya diminta oleh Rasulullah berbaiat kepada engkau".
Kaedah verifikasi ini mesti ada. Ini adalah cara pelantikannya, Langsung dilantik oleh Rasulullah sebagai wakil dari Tuhan. Jadi kalau mau mencari pemimpin untuk di baiat, coba cek apakah pemimpin tsb pernah (atau malah sering) berjumpa Rasulullah dan apakah ada orang lain dari belahan dunia lain yg tidak di kenali tiba2 datang membawa berita yang sama.
ini kaedah yg paling simpel Sebagai contoh, Saya bawakan kisah pemimpin yang sudah di tunjuk oleh hadist utk menaklukkan konstantinopel, namanya Sultan Muhammad Al Fateh. Ketika dia baru lahir, datang seseorang dari bukhara, uzbekistan, yaitu syeikh syamsuddin al wali mendatangi ayahnya (raja osman ghazi , CMIIW) yang waktu itu sedang berniat menyerbu pusatkerajaan romawi timur tersebut sambil berkata, "bukan engkau yang akan menaklukkan konstantinopel, tetapi bayi yang ada dalam buaian ini". Bayi itu pun diambil untuk dididik oleh Syeikh tersebut dan pada umur 21th, apa yang dikatakannya menjadi kenyataan.
Syeikh syamsuddin al wali ini di utus oleh gurunya di bukhara dan gurunya ini mendapat pesan dari Rasulullah untuk mengutus muridnya ke turki untuk mendidik sang calon pemimpin.
ini kaedahnya.
Ada juga kaedah lain utk menilai apakah seorang itu betul2 pemimpin kebenaran atau bukan, cuman agak panjang, jadi mudah2an lain kali sempat di tuliskan.
KISAH NABI YUSUF
Kisah Nabi Yusuf
Yusuf yang paling tampan dan paling disayang oleh ayahnya menjadi sasaran iri hati sepuluh orang saudara-saudara lelakinya lain ibu (kecuali Bunyamin yang satu ibu dengan Yusuf). Mereka berencana mencelakakan Yusuf. Awalnya mereka berencana membawa Yusuf keluar dan membunuhnya. Tetapi oleh saran Yahudza (yang sebenarnya menyayangi Yusuf), akhirnya mereka mengubah rencana dengan membuang Yusuf ke suatu sumur agar diambil oleh kafilah dagang yang melewati daerah tersebut. Rencana mereka tersebut dilaksanakan dan berhasil. Sebelum pulang mereka mengambil baju Yusuf dan melumurinya dengan darah palsu. Kemudian, pada Nabi Ya’kub as. ayah mereka, dikatakan bahwa Yusuf tewas diterkam serigala. Nabi Ya’kub sangat sedih karena beliau tahu hal tersebut tidak benar. Beliau sebagai nabi tahu bahwa Yusuf dicelakakan saudara-saudaranya. Tetapi beliau bersabar.
Yusuf yang paling tampan dan paling disayang oleh ayahnya menjadi sasaran iri hati sepuluh orang saudara-saudara lelakinya lain ibu (kecuali Bunyamin yang satu ibu dengan Yusuf). Mereka berencana mencelakakan Yusuf. Awalnya mereka berencana membawa Yusuf keluar dan membunuhnya. Tetapi oleh saran Yahudza (yang sebenarnya menyayangi Yusuf), akhirnya mereka mengubah rencana dengan membuang Yusuf ke suatu sumur agar diambil oleh kafilah dagang yang melewati daerah tersebut. Rencana mereka tersebut dilaksanakan dan berhasil. Sebelum pulang mereka mengambil baju Yusuf dan melumurinya dengan darah palsu. Kemudian, pada Nabi Ya’kub as. ayah mereka, dikatakan bahwa Yusuf tewas diterkam serigala. Nabi Ya’kub sangat sedih karena beliau tahu hal tersebut tidak benar. Beliau sebagai nabi tahu bahwa Yusuf dicelakakan saudara-saudaranya. Tetapi beliau bersabar.
Yusuf dibawa oleh kafilah dagang tersebut dan dijual di Mesir. Salah seorang menteri kerajaan Mesir membelinya sebagai budak. Saat itu yang berkuasa di Mesir adalah seorang raja, bukan fir’aun. Ahli sejarah memperkirakan Nabi Yusuf ada di zaman Dinasti Hyksos sedang berkuasa. Setelah Yusuf dewasa, dia pun diangkat Tuhan menjadi rasul-Nya. Setelah itu, datang ujian dari Tuhan. Beliau terkena fitnah dengan Zulaikha, yaitu istri tuannya. Wanita itu menuduh Nabi Yusuf as. mau menodainya. Fitnah tersebut terbukti tidak benar, tetapi Nabi Yusuf tetap dipenjara untuk menjaga kehormatan tuannya.
Di penjara beliau berjumpa dengan dua orang tahanan yang ingin mimpi mereka ditafsirkan. Nabi Yusuf yang memang diberi mukjizat dapat menafsirkan mimpi, dengan tepat dapat menafsirkan mimpi mereka. Tapi beliau masih berada dalam penjara hingga beberapa tahun kemudian sampai raja Mesir yang bermimpi. Nabi Yusuf pun menafsirkan mimpi raja dengan tepat, hingga akhirnya beliau dikeluarkan dari penjara, dimuliakan dan diangkat jadi bendahara negara Mesir. Setelah menjadi bendahara inilah, saudara-saudaranya datang ke Mesir untuk mencari persediaan pangan karena saat itu sedang paceklik. Mereka yang tak lagi mengenal Nabi Yusuf pun meminta pertolongan pada beliau as. Nabi Yusuf menolong beliau dengan syarat mereka mau membawa adiknya (Bunyamin) ke Mesir. Akhirnya Nabi Yusuf bertemu kembali dengan adiknya. Setelah itu beliau pun meminta saudara-saudaranya membawa ayah dan ibu (tirinya) ke Mesir. Betapa berbahagianya Nabi Ya’kub as. setelah berpisah puluhan tahun dapat bertemu kembali dengan Nabi Yusuf as. Saudara-saudara Nabi Yusuf pun bertaubat pada ALLAH melalui ayah mereka dan ayah mereka pun mau memohonkan ampunan dari Tuhan untuk mereka. Kemudian seluruh keluarga mereka, Nabi Ya’kub, istri-istrinya, anak-anak dan cucu-cucunya pindah ke negeri Mesir, mengikuti Nabi Yusuf as. Inilah asal muasalnya Bani Israil berpindah ke Mesir.
Setelah beratus tahun hidup di Mesir, kekuasaan berpindah. Dinasti Fir’aun kembali dapat merebut kekuasaan dan mengalahkan dinasti para raja Hyksos. Bani Israil yang tadinya hidup mulia sepeninggal Nabi Yusuf, bertukar nasib menjadi budak-budak Fir’aun. Jumlah mereka setelah ratusan tahun telah membesar menjadi ratusan ribu orang. Keadaan terus begini selama beberapa ratus tahun hingga ALLAH mengutus Nabi Musa as. dan Nabi Harun as. kepada Bani Israil.
KISAH NABI ADAM
Kisah Nabi Adam
Perintah Allah kepada malaikat dan iblis untuk sujud kepada Adam merupakan awal permusuhan iblis kepada manusia. Ia menolak perintah itu sehingga dihukum Allah. Namun iblis berjanji akan menyesatkan Adam dan keturunannya. Salah satu bentuk tipu dayanya adalah berhasil menggoda Adam untuk melanggar larangan Allah sehingga Adam dikeluarkan dari surga. Allah subhanahu wa ta'ala ingin menampakkan penghormatan malaikat kepada kepada Nabi Adam secara lahir dan batin. Untuk itu, Allahmj subhanahu wa ta'ala perintahkan para malaikat untuk sujud kepada Nabi Adam alaihisholatu was sallam: “Sujudlah kepada Adam!” (QS. Al Baqarah: 34) Hal ini merupakan penghormatan dan penghargaan kepada Nabi Adam alaihishalatu was sallam dan dalam rangka ibadah, cinta dan taat kepada Allah subhanahu wata’ala, serta tuduk kepada perintah-Nya.
Segeralah para malaikat itu bersujud. Namun iblis yang berada di tengah-tengah mereka yang tentunya ikut serta mendapatkan perintah itu -iblis itu sendiri bukan dari golongan malaikat melainkan dari golongan jin yang diciptakan dari api-, justru menyimpan kekafiran kepada Allah subhanahu wa ta'ala dan kedengkian kepada Nabi Adam alaihishalatu was sallam. Kufur dan rasa dengki itu membuat iblis enggan sujud kepada Nabi Adam alaihishalatu was sallam. Tak cuma menunjukkan kesombongan, iblis bahkan menyangkal perintah Allah subhanahu wa ta'ala dan mencela kebijaksanaan-Nya.
Katanya: “Saya lebih baik darinya. Engkau ciptakan aku dari api dan Engkau ciptakan dia dari tanah.” (QS. Al A’raf: 12) Maka Allah katakan: “Wahai iblis, apa yang menghalangimu untuk sujud kepada apa yang telah Kuciptakan dengan dua tangan-Ku? Apakah engkau sombong ataukah engkau (merasa) termasuk orang-orang yang lebih tinggi?” (QS. Shad:75) Kekufuran, kesombongan, dan pembangkangan ini merupakan sebab terusirnya dan terlaknatinya Iblis. Allah subhanahu wa ta'ala katakan kepadanya: “Turunlah kamu dari surga karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina.” (QS. Al A’raf: 13)
Iblis enggan tunduk dan bertobat kepada Tuhannya, bahkan menentang, meremehkan, dan bertekad bulat untuk memusuhi Adam alaihishalatu was sallam beserta anak cucunya. Ia pun menyiapkan dirinya saat mengetahui bahwa dirinya telah ditetapkan menjadi makhluk yang sengsara selama-lamanya. Ia, dengan ucapan dan perbuatan bersama bala tentaranya, berikrar untuk mengajak anak cucu Adam alaihishalatu was sallam agar menjadi golongan yang telah diputuskan untuk tinggal di rumah kehancuran (neraka).
Iblis nyatakan hal itu dengan mengatakan kepada Allah subhanahu wa ta'ala: “Wahai Rabbku, berilah aku waktu sampai hari kebangkitan.” (QS. Shad: 79) Iblis benar-benar meluangkan waktu untuk menebar permusuhan di kalangan Adam alaihisholatu was sallam dan anak cucunya. Maka tatkala hikmah Allah subhanahu wa ta'ala menuntut agar manusia mempunyai tabiat dan akhlak yang berbeda-beda, maka Allah subhanahu wa ta'ala juga menentukan sesuatu yang menyebabkannya. Yaitu berupa cobaan dan ujian, dan yang terbesarnya adalah diberinya iblis kesempatan untuk mengajak anak Adam alaihishalatu was sallam kepada semua jenis kejahatan. Maka Allah subhanahu wa ta'ala pun menjawab: “Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, sampai pada hari yang telah di tentukan waktunya.” (QS. Shad: 80-81) Iblis menyambut jawaban itu dengan menegaskan permusuhan kepada Adam alaihishalatu was sallam beserta anak cucunya dan menegaskan maksiatnya kepada Allah subhanahu wa ta'ala,
katanya: “Karena Engkau telah menghukumku tersesat, aku benar-benar akan (menghalangi-halangi) mereka dari jalan-Mu yang lurus kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” (QS. Al A’raf:16-17) Iblis mengucapkan itu berdasarkan sangkaannya, karena ia tahu benar tabiat anak Adam alaihishalatu was sallam. “Dan iblis telah membuktikan kebenaran sangkaannya terhadap mereka, lalu mereka mengikutinya kecuali sebagian orang-orang yang beriman.” (QS. Saba’: 20) Allah berikan iblis kesempatan untuk melakukan perkara yang telah menjadi niatannya pada Adam alaihishalatu was sallam dan anak cucunya. Allah katakan: “Pergilah, siapa yang mengikutimu dari mereka, maka jahannamlah balasan kalian semua sebagai suatu pembalasan yang cukup. Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukan berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak.” (QS. Al Isra: 63-64) Yakni jika kamu mampu, jadikanlah mereka orang-orang yang menyeleweng dalam mendidik anak-anak mereka dengan didikan yang rusak dan dalam membelanjakan harta mereka kepada hal-hal yang mudharat, juga dalam mencari harta dari yang tidak baik.
Begitu pula ikut sertalah dengan mereka jika mereka makan, minum, dan berjima’, yakni ketika mereka tidak menyebut nama Allah subhanahu wa ta'ala. Juga perintahkanlah mereka untuk tidak beriman dengan hari kebangkitan dan pembalasan dan agar mereka tidak melakukan kebajikan. Takut-takuti mereka dengan pembantu-pembantumu, berikan kekhawatiran pada mereka ketika berinfak yang baik dengan kefakiran. Kesempatan yang Allah berikan ini sesungguhnya demi sebuah hikmah dan rahasia yang besar.
Sungguh engkau wahai musuh yang nyata tidak akan menyisakan sedikitpun dari kemampuanmu dalam menyesatkan mereka. Manusia yang jahat akan nampak kejahatan dan kejelekannya, dan Allah subhanahu wa ta'ala tidak akan mempedulikannya. Adapun keturunan Adam alaihishalatu was sallam yang terpilih, baik dari kalangan para nabi dan pengikutnya, baik orang-orang yang sangat jujur dalam beriman, dan para wali-Nya, maka Allah subhanahu wa ta'ala tidak akan menguasakan musuh ini (iblis) atas mereka.
Bahkan Allah subhanahu wa ta'ala menjadikan di sekitar mereka pagar pelindung yang begitu kuat, sebagai perlindungan dari Allah subhanahu wa ta'ala. Allah subhanahu wa ta'ala membekalinya dengan senjata yang tidak mungkin musuh bisa menandinginya, yaitu kesempurnaan iman dan tawakal mereka kepada Rabb-nya. “Sungguh mereka tidak memiliki kekuatan atas orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada Rabb mereka.” (QS. An Nahl: 99). Juga Allah subhanahu wa ta'ala bantu mereka dalam menghadapi musuh yang nyata itu di antaranya dengan menurunkan kitab-kitab yang mencakup ilmu yang bermanfaat, nasehat yang mengena yang memberi semangat untuk melakukan kebajikan dan memperingatkan dari kejelekan. Selain itu, Allah subhanahu wa ta'ala juga mengutus para Rasul yang membawa kabar gembira kepada mereka yang beriman kepada Allah subhanahu wa ta'ala dan mentaati-Nya dengan pahala. Juga memperingatkan orang-orang kafir, yang mendustakan dan berpaling dari Allah, dengan berbagai macam hukuman.
Allah subhanahu wa ta'ala juga menjamin orang yang mengikuti petunjuk yang terkandung di dalam kitab-Nya yang dibawa oleh rasul-Nya tidak sesat semasa di dunia dan tidak sengsara kelak di akhirat, tidak takut, serta tidak tertimpa perasaan sedih. Demikian juga Allah subhanahu wa ta'ala bimbing mereka melalui kitab dan para rasul-Nya kepada hal-hal yang bisa melindungi mereka dari musuh yang nyata ini.
Allah subhanahu wa ta'ala pun menerangkan kepada hamba-Nya, misi yang dibawa setan dan strateginya dalam menjaring manusia ke dalam perangkapnya. Juga Allah subhanahu wa ta'ala bimbing mereka kepada jalan yang menyelamatkan mereka dari kejahatan setan dan fitnahnya, dan membantu dengan bantuan yang di luar kemampuan mereka. Karena, ketika mereka mengeluarkan segala daya upaya dan minta bantuan kepada Allah subhanahu wa ta'ala, akan mudah bagi mereka jalan mana saja yang dituju. Setelah itu Allah subhanahu wa ta'ala sempurnakan nikmat kepada Adam alaihishalatu was sallam dengan menciptakan istrinya Hawa dari dirinya dan jenisnya. Ini dimaksudkan agar tercapai ketenangan dan tujuan-tujuan lain seperti pernikahan, kebersamaan, dan adanya anak keturunan. Allah subhanahu wa ta'ala juga memperingatkan Adam dan istrinya, untuk berhati-hati dari setan karena sesungguhnya setan adalah musuh bagi mereka berdua.
Jangan sampai iblis mengeluarkan Adam dan Hawa dari surga Allah subhanahu wa ta'ala. Ketika itu, Allah mempersilahkan mereka makan buah-buahan apa saja yang ada di dalam surga dan menikmati segala kenikmatan yang ada padanya, kecuali pohon tertentu. Allah subhanahu wa ta'ala katakan kepada mereka berdua: “Dan jangan kalian dekati pohon ini sehingga kalian menjadi orang-orang yang dzalim.” (QS. Al A’raf: 19) “Sungguh kamu tidak akan lapar padanya dan tidak telanjang dan sungguh engkau tidak akan dahaga padanya, dan tidak tertimpa panas matahari.” (QS. Thaha: 119) Maka keduanya tinggal di surga selama dikehendaki Allah subhanahu wa ta'ala dengan segala kenikmatannya. Akan tetapi musuh mereka berdua terus mengintai dan mencari kesempatan. Maka ketika setan melihat senangnya Adam alaihishalatu was sallam di dalamnya dan keinginannya yang besar untuk tetap tinggal di dalamnya, setan datang dengan cara yang lembut seolah seorang yang jujur sedang menasehati, ia katakan: ‘Wahai adam apakah engkau mau kutunjukkan sebuah pohon yang jika kamu memakannya kamu akan kekal di surga ini dan akan langgeng kerajaan ini serta tidak akan rusak’. Terus menerus ia rayu Adam alaihishalatu was sallam. Ia janjikan, ia bisikkan, ia berikan harapan dan seolah terus memberi nasehat padahal itu adalah penipuan yang besar. Hingga setan pun berhasil menipu mereka berdua dan akhirnya keduanya makan dari pohon terlarang itu. Maka ketika makan, terlepaslah pakaian mereka berdua sehingga terlihat auratnya, akhirnya keduanya cepat-cepat mengambil daun-daun surga untuk menutupi badan mereka yang telanjang sebagai pengganti pakaian mereka.
Seketika itu pula nampak hukuman Allah subhanahu wa ta'ala atas maksiat yang mereka lakukan, lalu Allah subhanahu wa ta'ala menyeru mereka berdua: “Tidakkah Aku telah melarang kalian berdua makan dari pohon ini dan Aku katakan kepada kalian berdua sungguh setan adalah musuh yang nyata buat kalian berdua.” (QS. Al A’raf: 22). Kemudian Allah tumbuhkkan pada hati mereka taubat yang sungguh-sungguh. “Adam memperoleh beberapa kalimat dari Robbnya.” (QS. Al Baqarah: 22). Maka keduanya berkata: “Wahai Rabb kami, sungguh kami telah berbuat dzalim pada diri kami, jikalau Engkau tidak mengampuni dan mengasihi kami, benar-benar kami akan menjadi orang-orang yang merugi.” (QS. Al A’raf: 23). Maka Allah terima taubat mereka dan Allah hapus dosa yang telah menodai mereka. Akan tetapi keluar dari surga jika mereka memakan dari pohon itu, sudah menjadi keputusan yang pasti sehingga keluarlah mereka ke bumi yang kebaikannya dicampuri dengan keburukannya, kesenangan dicampuri dengan kesusahannya.
Allah kabarkan kepada keduanya bahwa Allah subhanahu wa ta'ala pasti akan memberikan cobaan pada keduanya dan anak cucunya, serta orang-orang yang beriman. Yang beramal shalih akan mendapatkan balasan yang baik, sebaliknya yang mendustakan lagi berpaling, akibatnya adalah kesengsaraan yang abadi dan adzab yang kekal. Allah subhanahu wa ta'ala ingatkan anak cucu Adam akan hal itu, kata-Nya: “Wahai anak Adam jangan sekali-kali kalian dapat ditipu oleh setan seperti telah mengeluarkan ayah ibu kalian dari surga, ia tanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan kepada keduanya aurat. Sesungguhnya ia dan pengikutnya melihat kamu dari seuatu tempat yang kamu tidak dapat melihat mereka.” (QS. Al A’raf: 27) Allah subhanahu wa ta'ala kemudian mengganti pakaian yang ditanggalkan oleh setan dari Adam dan Hawa dengan pakaian yang menutupi aurat mereka dan menghiasi mereka secara lahir. Juga dengan pakaiaan yang lebih baik dari itu yaitu pakaian ketakwaan, yakni pakaian hati dan rohani dengan iman, keikhlasan, taubat dan hiasan dengan segala akhlak yang indah serta menanggalkan segala akhlak yang hina. Lalu Allah subhanahu wa ta'ala tebarkan dari Adam alaihishalatu was sallam dan istrinya anak turun yang banyak laki-laki maupun perempuan di muka bumi. Allah ganti mereka generasi demi generasi untuk dilihat oleh-Nya apa yang mereka lakukan.
Faedah yang dipetik: Allah subhanahu wa ta'ala jadikan kisah itu sebagai ibrah untuk kita yaitu bahwa sesungguhnya sombong, dengki, dan ambisi merupakan akhlak yang berbahaya buat seorang hamba. Kesombongan dan kedengkian iblis membawanya kepada apa yang kita lihat, demikian juga keinginan kuat Adam alaihishalatu was sallam dan istrinya mengantarkan mereka memakan buah pohon itu. Kalaulah rahmat Allah subhanahu wa ta'ala tidak segera menyelamatkan, sungguh perbuatan mereka itu akan menyampaikan kepada kebinasaan. Akan tetapi rahmat-Nya segera menyempurnakan yang kurang, memperbaiki yang rusak, menyelamatkan yang binasa dan mengangkat yang telah jatuh.
BULAN TERBELAH JADI DUA
Benarkah Bulan Pernah Terbelah?
“Sungguh telah dekat hari qiamat, dan bulan pun telah terbelah (Q.S. Al-Qamar: 1)”.
Dalam al quran digital versi Depag, bulan baru akan terbelah di hari kiamat.“Yang dimaksud dengan saat di sini ialah terjadinya hari kiamat atau saat kehancuran kaum musyrikin, dan “terbelahnya bulan” ialah suatu mukjizat Nabi Muhammad SAW”. Jadi kejadian ini merujuk ke pada “the future” bukan “the past”.
Hal ini agak bertentangan dengan berbagai posting di blog seperti yang saya kutip di bawah ini
“Dalam kisah-kisah hadits yang diperkuat oleh seorang ahli geologi Inggris yg muslim Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar yang meng”interpretasikan” foto Nasa tersebut sesuai kisah hadits”.
Dalam Bukhari dan Muslim, juga dalam kitab2 hadits yang terkenal lainnya,
Mereka meminta kepada nabi Muhammad (saw) untuk membelah bulan. Kata mereka, “Seandainya kamu benar2 seorang nabi, maka belahlah bulan menjadi dua.”
Rasulullah (saw) berkata kepada mereka, “Apakah kalian akan masuk Islam jika aku sanggup melakukannya?”
Mereka meminta kepada nabi Muhammad (saw) untuk membelah bulan. Kata mereka, “Seandainya kamu benar2 seorang nabi, maka belahlah bulan menjadi dua.”
Rasulullah (saw) berkata kepada mereka, “Apakah kalian akan masuk Islam jika aku sanggup melakukannya?”
Mereka menjawab, “Ya.” Lalu Rasulullah (saw) berdoa kepada Allah agar bulan terbelah menjadi dua. Rasulullah (saw) memberi isyarat dengan jarinya, maka bulanpun terbelah menjadi dua. Selanjutnya sambil menyebut nama setiap orang kafir yang hadir, Rasulullah (saw) berkata, “Hai Fulan, bersaksilah kamu. Hai Fulan, bersaksilah kamu.”
Demikian jauh jarak belahan bulan itu sehingga gunung Hira nampak berada diantara keduanya. Akan tetapi orang2 kafir yang hadir berkata, “Ini sihir!” padahal semua orang yang hadir menyaksikan pembelahan bulan tersebut dengan seksama.
Atas peristiwa ini Allah (swt) menurunkan ayat Al Qur’an: ” Telah dekat saat itu (datangnya kiamat) dan bulan telah terbelah. Dan jika orang2 (kafir) menyaksikan suatu tanda (mukjizat), mereka mengingkarinya dan mengatakan bahwa itu adalah sihir.” (QS Al Qomar 54:1-2)
Telah Dekat Kiamat, Bulan Telah Terbelah Allah berfirman: “Sungguh telah dekat hari kiamat, dan bulan pun telah terbelah.” (Q.S. Al-Qamar: 1)
Menurut Ibni Abbas dan Shah Abdul Al Azis, fenomena tersebut hanyalah seperti fenomena gerhana bulan biasa.
Nampaknya hadits-hadits yang mengomentari fenomena tersebut cukup banyak. Sehingga ini tentunya bukan fenomena sekedar gerhana. Di beberapa tafsir dia artikan bahwa Bulan adalah simbol/ lambang bendera dan kekuatan politik Qurais di Arab, sebagaimana matahari sebagai simbol bangsa Persia.
Terbelahnya bulan menunjukkan terpecahnya bangsa Qurais dalam perang Badr yang menunjukkan kematian para pemimpin Qurais. Pecahnya perang tersebut 1 thn setelah yml saw hijrah telah membelah kekuatan kaum Quraish menunjukkan penzahiran dari ayat di atas. Ini adalah bukti rasulullah saw dapat membelah bulan.
“Saya agak berbeda dengan interpretasi Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar”. Melihat foto bulan tersebut, dia melihat beberapa kenampakan morfologi (permukaan) bulan sbb:
- Foto tersebut memiliki dua sumber cahaya (sinar) yang dilihat dari dua arah bayangan yang berbeda dan saling tegak lurus (misal bayangan dalam cekungan yang membulat dan bayangan dari lembah yang memanjang yang saling tegak lurus).
- Terdapat fenomena garis lurus putih, paralel dengan lembah memanjang yang nampaknya bukan akibat kerusakan sensor perekam yang sampai sekarang saya masih bingung, fenomena apakah itu?
- Dimensi foto itu sangat besar, berarti sekala foto itu sangat kecil.
- Dalam foto sekala sangat kecil maka kemungkinan lembah memanjang itu memiliki dimensi puluhan or ratusan km, demikian juga diameter kawah yang terbentuk akibat hujan meteor.
- Apabila dimensinya cukup besar, maka seharusnya dapat dilihat dari berbagai stasiun observer di bumi, kecuali apabila dia selalu berada di sisi bayangan bulan.
- Lembah memanjang itu terbentuk bukan akibat hantaman meteor tetapi akibat proses endogen yang di bumi disebut sebagai normal fault (sesar normal).
- Di kaki lembah terdapat gundukan sedimen memanjang dengan diameter yang besar dalam kilometer berupa spoor dan triangular facet.
- Pembentukan spoor dan triangular facet sebagai pengisi lembah dengan kenampakan teras (bertingkat) menunjukkan proses membelahnya (fault) itu terjadi dalam beberapa tahap secara perlahan.
- Terpotongnya spoor oleh kawah, menunjukkan adanya hantaman meteor besar setelah terbentuknya spoor atau jauh setelah terjadi pembelahan. (Jadi membelah dahulu baru terhantam meteor).
- Proses pembelahan dan sedimentasi ini berlangsung dalam sekala waktu geologi (ratusan ribu or bahkan jutaan tahun).
- Agak sulit diinterpretasikan bahwa kejadian ini terjadi pada masa yml Rasulullah saw hidup (yaitu sekitar 1300 tahun yll), karena proses ini kemungkinan terjadi jauh sebelum beliau lahir.
- Bila benar bulan itu membelah pada zaman yml saw hidup, maka seharusnya juga tercatat dalam prasasti or catatan sejarah bangsa-bangsa lainnya. Karena tahun 700an Masehi, jangankan bulan yg membelah, gempa bumi dan gunung meletus sudah mulai tercatat dalam berbagai situs. Saya belum pernah menemukan situs yang mencatat terbelahnya bulan di masa yml saw hidup.
Tulisan ini bukan dibuat karena penulis tidak percaya kepada mukjizat dari Allah swt, tetapi karena takut, apabila penjelasan yang seolah-olah ilmiah dari berbagai kalangan ternyata keliru dan terbukti salah. Dengan dating radioisotop, kita dapat mengetahui umur absolute endapan di dalam rekahan tersebut, apabila ternyata umurnya mencapai ratusan ribu bahkan jutaan tahun yang lalu sebagaimana uraian di atas, maka akan memberi kesan bahwa mukjizat yml saw adalah palsu. Oleh karena itu dituntut kehati-hatian dalam melihat fenomena alam dan menghubungkannya dengan mukjizat.
Wassalam,

